Verbal Learning (Belajar Verbal)
Prinsip-prinsip classical conditioning, instrumental conditioning, dan modelling tidak cukup untuk memperhitungkan semua bentuk pembelajaran verbal. Oleh karena itu, beberapa psikolog mengembangkan teori khusus dan teknik eksperimen untuk memprediksi dan menjelaskan cara-cara bagaimana kita belajar dan menggunakan bahasa. Beberapa ahli membedakan antara verbal learning, yang berarti kemahiran atas respons-respons verbal baru dalam pengaturan laboratorium dan verbal behavior, yakni penampilan (performansi) dari respons-respons verbal yang telah dipelajari dan siap digunakan, baik dalam pengaturan laboratorium maupun tidak dalam pengaturan laboratorium. Secara garis besar, pembahasan ini meliputi kedua jenis respon verbal tersebut yang kemudian disebut “verbal learning”. Meskipun, pada bab ini, konsentrasi utamanya adalah “acquisition” (akuisisi=penerimaan/kemahiran). Sebagai tambahan, bab ini pada dasarnya terbatas pada belajar verbal manusia, meskipun usaha terakhir pada pengajaran bahasa isyarat untuk simpanse umumnya dianggap berhasil, namun menempatkan manusia sebagai subjek memberikan psikolog dengan respons-respons verbal yang memiliki keanekaragaman dan kompleksitas terbaik dan kemungkinan, manusia adalah subjek terbaik dalam memperkenalkan topik ini.
A. Latar Belakang Verbal Learning (Belajar Verbal)
Aristoteles mengajukan tiga hukum asosiasi, meliputi kedekatan, kesamaan, dan kontras yang mempengaruhi proses berpikir dan memungkinkan manusia untuk mengelola persepsi mereka tentang dunia. Hal yang tersirat dalam teori Aristoteles tersebut adalah gagasan bahwa pikiran manusia memiliki semacam "agen pengorganisasian" yang bertindak atas informasi yang diterima melalui indera manusia dan memiliki kemampuan untuk menyimpan dan mengambil kembali (retrieval) informasi tersebut secara teratur.
Seorang psikolog bernama Herman Ebbinghaus sangat tertarik pada pembahasan mengenai bagaimana manusia menyimpan dan mengingat informasi. Percobaan Ebbinghaus tentang suku kata omong kosong yang dirancang sedemikian rupa untuk mengungkapkan proses mengingat dan melupakan manusia dalam bentuk "murni" atau lebih alamiah adalah suatu hal yang mungkin untuk terjadi. Dengan menggunakan suku kata omong kosong tersebut, Ebbinghaus mencoba melihat akuisisi, penyimpanan, dan pengambilan kembali unit informasi yang tidak membawa dengan manusia pada makna pribadi atau asosiasi (Contoh 1)
Kesimpulan dari percobaan Ebbinghaus secara kasar dapat diringkas dalam bentuk kurva melupakan yang dikembangkan oleh Ebbinghaus. Teori umum mengenai tingkat melupakan yang dikemukakan oleh Ebbinghaus belum terbantahkan dan belum mengalami perubahan secara substansial sejak pertama kali diusulkan. Bahkan, mungkin, yang lebih penting adalah teknik untuk mempelajari belajar dengan mengikuti teknik Ebbinghaus.
B. Serial Learning (Belajar Bersambung)
Dalam serial learning, subjek disajikan serangkaian stimuli dan kemudian diminta untuk mengulangi sesuai dengan urutan stimuli yang telah dipresentasikan. Dua metode untuk melakukan studi tentang serial learning (anticipation and serial recall) sering digunakan, yang ketiga adalah presentasi lengkap (complete presentation) namun jarang digunakan, dan free recall menggabungkan semua presentasi empat seri tetapi tidak memerlukan jawaban secara rinci.
1. Anticipation Method (Metode Antisipasi)
Metode antisipasi mensyaratkan penyajian daftar item satu per satu. kemudian subjek berusaha untuk mengulang daftar, menanggapi setiap item dengan mencoba untuk mengantisipasi item berikutnya dengan tepat. (Item-item berikutnya dalam daftar yang disajikan apakah ada tambahan atau tidak itu menunjukkan bahwa subjek telah mengantisipasi dengan tepat). Penyelesaian satu tugas serial learning yang sukses biasanya didefinisikan sebagai sebuah atau beberapa percobaan yang semua komponennya telah diantisipasi dengan tepat (contoh 2).
2. Serial Recall (Mengingat Serial)
Dalam serial recall, daftar item-item disajikan secara individu dan dalam urutan tertentu, seperti pada metode antisipasi. Namun, pada serial recall, subjek tidak memberikan respon selama presentasi berlangsung. Hanya setelah presentasi selesai, kemudian subjek berusaha untuk melaporkan seluruh daftar urutan (contoh 3).
3. Complete Presentation
Bagian dari metode serial learning yang frekuensi penggunaannya paling rendah adalah complete presentation (presentasi lengkap) dimana semua item disajikan secara bersamaan untuk subjek. Meskipun instruksi menganjurkan untuk menghabiskan waktu yang sama untuk berkonsentrasi pada setiap item yang telah dibuat, tidak ada jaminan bahwa subjek tidak akan memberikan penekanan yang tidak proporsional untuk item-item tertentu. Tes akuisisi tersebut serupa dengan serial call, setelah periode waktu tertentu subjek diminta untuk melaporkan seluruh daftar urutan.
4. Free Recall
Dalam metode free recall, item-item disajikan secara urutan serial tapi tidak harus dilaporkan secara berurut. Instruksi untuk mengingat biasanya meminta laporan dari item sesuai dengan cara subjek sendiri (contoh 4).
5. Tipe-tipe Asosiasi
a. Immediate forward associations
b. Immediate backward associations
c. Remote associations
6. Metode yang Berasal dari Daftar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar