Sabtu, 25 Juni 2011

KLP 6 Psi. Belajar


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Manusia memilki memori yang kemampuan dan kapasitas sangat besar, sehingga tak terhitung  besarnya. Akan tetapi tidak semua orang memanfaatkan kapasitas tersebut secara optimal dan lebih banyak lagi yang memanfaatkan memori ini sekedarnya saja, sehingga banyak ruang-ruang dalam memori seseorang yang tidak terisi bahkan tidak diisi serta tidak diperlakukan dengan lebih baik karena berbagai faktor. Memori memiliki fungsi yang penting bagi manusia. Jika kita lakukan aktivitas berpikir maupun menalar, maka sebahagian besar kita menggunakan fakta dari memori atau ingatan kita. Kita menggunakan konsep waktu dengan menghubung-hubungkan masa sekarang dengan masa lalu serta membuat perencanaan untuk masa datang. Hal tersebut dimungkinkan dengan adanya fasilitas fungsi memori kita yang kuat dan dapat disesuaikan pada berbagai situasi. Oleh karena memori inilah manusia dapat dikatakan makhluk bersejarah. Artinya makhluk yang tidak ditentukan oleh pengaruh proses dari hal yang terjadi saat kini saja, tetapi berkembang dalam sejarah masa lalunya yang masih dimilikinya dan sewaktu-waktu dapat dihidupkannya kembali di masa akan datang kelak. Yang terakhir inilah yang dikatakan memori. Proses memori juga tidak dapat dipisahkan dengan suatu keadaan yang dinamakan lupa “melupakan” yang berarti ketidakmampuan untuk me-recall informasi yang sudah dipelajari atau yang tersimpan di memori karena beberapa factor yang mempengaruhinya.
Maka dari itu kami menyusun makalah ini yang berjudul “Proses memori (ingatan) dan melupakan/lupa”, dengan harapan agar kita lebih memahami konsep mengenai kedua hal tersebut. Sehingga kita bisa lebih memanfaatkan fungsi memori sebaik-baiknya sehingga bisa meminimalkan proses lupa “melupakan” dalam kehidupan sehari-hari.



B.     Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan kami bahas pada bab selanjutnya adalah sebagai berikut:
1.       Jelaskan proses memori (ingatan)!
2.       Jelaskan proses lupa (melupakan)!

C.      Tujuan Penulisan
Makalah ini kami susun dengan tujuan antara lain:
1.       Makalah ini sebagai salah satu tugas kelompok dalam mata kuliah Psikologi Belajar.
2.       Diharapkan mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah Psikologi Belajar, mempu memahami secara mendalam mengenai proses memori (ingatan) dan melupakan/lupayang meliputi proses memori (ingatan), bentuk-bentuk memori (ingatan), teori-teori yang berhubungan dengan proses memori (ingatan), factor yang mempengaruhi individu mengalami proses lupa “melupakan”, dan teori-teori yang berhubungan dengan proses lupa “melupakan”.

D.     Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan mampu menjadi bahan pembelajaran bagi mahasiswa dan sebagai bahan acuan atau referensi untuk membahas masalah yang sama atau terkait/berhubungan dengan materi yang dipaparkan dalam makalah ini.








BAB II
PEMBAHASAN

A.     PROSES MEMORI (INGATAN)
Setiap ukuran kuantitas bahan belajar yang disimpan oleh sebuah organisme selama periode adalah ukuran retensi. Ada beberapa cara berbeda mendekati subjek retensi. Salah satunya, itu dapat didiskusikan dalam hal melupakan, misalnya jumlah bahan yang dipelajari sebelumnya pada organisme gagal untuk menunjukkan dalam situasi tertentu. Selain itu, retensi dapat dipahami dalam hal pengolahan informasi, sebagai tahap menengah dalam jenis masukan, penyimpanan, urutan output. Retensi dapat juga digambarkan dalam hal proses memori (Arno, 1981).

The stage theory
Integrated Model Concepts
¨  Encoding – proces menerjemahkan inromasi menjadi kode saraf (bahasa) yang akan di simpan dalam ingatan
¨  Storage –proces penyimpanan kode saraf of retaining neural coded info beberapa saat
¨  Retrieval –proces pemanggilan kembali informasi dari storage
Gambar 1
F07_04

Pengukuran Retensi
Upaya untuk mengukur memelihara ingatan disebut retensi. Retensi dibagi dalam beberapa kategori utama, yang disajikan sebagai berikut:
a.       Recall  
Kegiatan seseorang untuk memunculkan kembali atau mengingat kembali pengetahuan yang dipelajarinya pada masa lalu disebut recall memory. Ketika subjek diberikan beberapa isyarat yang sederhana, seperti pertanyaan atau instruksi yang mengarahkan perhatian mereka dengan materi yang pernah kita pelajari membutuhkan recall. Tindakan untuk mengingat dibagi kedalam dua jenis yakni yang pertama adalah free recall,  di mana kita dapat mengingat sesuatu secara bebas misalnya ketika kita diminta untuk memceritakan pengalaman liburan, maka kita akan menceritakan pengalaman kita secara bebas tanpa ada urutan-urutan yang menjadi factor recall kita dalam mengingat. Yang kedua adalah serial recall (juga disebut ordered recall), subjek diberikan stimulus yang berseri kemudian subjek memanggil ingatannya dengan bantuan stimulus yang memiliki urutan tersebut. Contohnya, seorang penyanyi yang berusaha menghafal lirik lagu dari serentetan nada-nada yang membangun lagu tersebut.
b.       Recognition
Recognition yaitu mengenali bahwa stimulus tertentu telah disajikan sebelumnya. Contohnya Misalnya dalam soal pilihan berganda, siswa hanya dituntut untuk melakukan recognition karena semua pilihan jawaban sudah diberikan. Siswa hanya perlu mengenali jawaban yang benar di antara pilihan yang ada.
c.       Relearning  
Sebuah ukuran umum ketiga retensi adalah relearning. mempelajari kembali. (The Relearning Method). Metode ini merupakan metode yang berbentuk dimana subyek disuruh mempelajari materi kembali yang pernah dipelajari sampai pada satu kriteria tertentu seperti pada mempelajari materi tersebut pada pertama kali. Dalam “relearning” ternyata untuk mempelajari yang kedua kalinya materi yang sama membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat daripada waktu yang diperlukan untuk mempelajari pertama kali sampai pada suatu kriteria tertentuUntuk mempelajari yang ketiga kalinya membutuhkan watu yang relatif lebih pendek bila dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk mempelajari yang kedua ataupu yang pertama kali.
d.       Persepsi Memory (Reproduksi)
Salah satu metode tambahan untuk mengukur retensi,adalah persepsi memori atau reproduksi, subjek diminta untuk menciptakan rangsangan seperti yang awalnya dirasakan. Karena tindakan demikian sering membutuhkan keahlian seni atau musik, dan karena bakat ini sangat bervariasi dari satu orang ke orang lain, jenis retensi jarang digunakan, itu terlalu sulit untuk menentukan apakah respon yang diberikan adalah fungsi dari retensi atau bakat.
e.       Ketelitian Pengukuran (Accuracy of Measurement)
Salah satu metode tambahan untuk mengukur retensi adalah metode yang digunakan boleh menghasilkan bermacam-macam hasil.
Bentuk-Bentuk Memori (Ingatan)
Bentuk ingatan
¨  Retensi interval
¤  Working memory
¤  Long term meory
¨  Jenis informasi yang diingat
¤  Episodic memory
¤  Generic memory
¨  Conscious awareness of remembering
¤  Explicit memory
¤  Implicit memory



Ikhtisar Model Memory
Gambar  2
F07_05
Ikhtisar Model Memory
Gambar 3
F07_07
Jenis-Jenis Long-Term-Memory, terdiri atas 2 macam yaitu:
¤  Semantic memory informasi faktual
¤  Episodic memory informasi autobiographical mis dimana dan kapan suatu kejadian terjadi
Serial Position Effect, terdiri atas dua bagian yaitu:
*      Primacy effect – mengingat kata-kata di permulaan daftar lebih baik dari tengah
*      Recency Effect – mengingat kata-kata di akhir daftar lebih baik dari tengah
Tip-of-the-tongue (TOT) Phenomenon
Suatu keadaan dimana individu sulit mengucapkan kata yang ada di memorinya. Adapun kata tersebut dapat terucap namun dengan lafal yang salah. Contohnya, seorang individu ingin menyebut nama temannya yang bernama Firman, ketika dia TOT maka nama temannya diucapkan dengan nama Imran.
Sistem Tiga Memori:
Atkinson-Shiffrin model memori mengatakan ada 3 sistem berinteraksi memori: Memori sensoris, Memori Jangka Pendek dan Jangka Panjang Memori
Sensory Memory
memori sistem yang menyimpan informasi masuk melalui indera untuk jangka waktu mulai dari sepersekian detik untuk beberapa detik
Memori Jangka Pendek (STM)
tahap kedua memori yang menampung sekitar tujuh (5-9) item kurang dari 30 detik tanpa latihan, memori kerja, ruang kerja mental yang kita gunakan untuk tetap tugas pikiran kita berpikir tentang pada saat tertentu
Long-Term Memory (LTM)
System  memori yang relatif permanen dengan kapasitas hampir tak terbatas

Teori-Teori yang Berhubungan dengan Proses Memori (Ingatan)
1.      Teori Mengingat: Proses tunggal
Sebuah teori proses tunggal memori mengusulkan bahwa retensi dapat dijelaskan sesuai dengan satu set prinsip. Dua teori proses yang paling banyak diterima adalah teori asosiasi dan teori trace.
a.       Asosiasi teori
Teori asosiasi memori menyatakan bahwa jika stimulus respon (S-R) terjadi  berulang ualng akan membentuk dasar untuk memori. Semakin besar jumlah pengulangan dari suatu peristiwa S-R, semakin kuat asosiasinya. sehingga dipandang sebagai kebiasaan.
b.       Trace teori
Menurut trace teori, sesuatu yang pernah dipelajari akan menimbulkan jejak-jejak yang akan tersimpan didalam otak. Jejak-jejak tersebut bisa dimunculkan kedalam kesadaran dan bisa juga dilupaka apabila tidak di recall.

2.      Teori memori: proses ganda
Perbedaan yang paling umum digunakan dalam teori proses ganda adalah antara memori jangka pendek (STM) dan memori jangka panjang (LTM). Secara umum, STM dianggap relatif sementara dalam proses penyimpana, yang berlangsung selama 30 hingga 60 detik, dan memiliki kapasitas yang terbatas. LTM biasanya dianggap sebagai relatif permanen, dengan panjang tak terbatas dan kapasitas tak terbatas. Dalam penyimpanan, biasanya LTM mungkin memiliki lebih mendalam pengolahan memori bila dibandingkan dengan STM.

Anggapan Fisiologis Proses Ganda
Sebagian besar teori proses awalnya berhubungan dengan proses kimia fisiologis tetapi pastinya atau bukti fisik belum diperoleh. Usulan dasar pertama adalah bahwa jejak STM ada dibagian saraf, sementara LTM melibatkan perubahan fisiologis yang permanen. Perubahan di dalam sinapsis sistem saraf pusat atau modifikasi molekul asam ribonukleat (RNA) adalah penjelasan kemungkinan perubahan LTM.

 Bukti Klinis Proses Dual
Studi tentang amnesia telah memberikan bukti klinis yang mendukung proses interpretasi memori ganda. Kecelakaan atau operasi otak, misalnya, dapat menghasilkan kondisi dimana klien tidak dapat mengingat peristiwa baru (STM), namun tidak memiliki kesulitan mengingat peristiwa-peristiwa dari beberapa waktu lalu (LTM).

Bukti eksperimental untuk Proses Dual
Seperti bisa diduga, tapi sebagian besar bukti untuk teori proses ganda terbukti dari penelitian eksperimental. Beberapa studi yang paling penting adalah disajikan di sini. Satu yang sering digunakan oleh STM adalah tugas belajar verbal disebut Peterson Prosedur (dari Brown Peterson). Sebuah tiga bagian item (atau triad) seperti seri XQT , disajikan singkat, dan subjek diminta untuk keluarkan respon. Kemudian subjek diminta untuk melakukan beberapa "filler" Tugas selama selang retensi sebelum diminta untuk menguraikan item bagian tiga lagi. Retensi interval biasanya berkisar dari 0 hingga 30 detik. Sering ditemukan bahwa retensi turun dari hampir 100 persen dengan interval 0 detik sampai kurang dari 20 persen benar ketika interval 15 detik atau lebih. Kesimpulannya adalah bahwa jika latihan dari respon bagian tiga dicegah (oleh tugas "filler").

B.     PROSES LUPA “MELUPAKAN”
Lupa adalah ketidakmampuan untuk me-recall informasi yang sudah dipelajari
3 Alasan individu mengalami proses lupa “melupakan”
a.       They don’t get it to begin with (mereka tidak mendapatkan hal tersebut sehingga tidak dapat memulai)
b.       They had it but they lost it (mereka mengerti akan hal tersebut namun, hal tersebut hilang)
c.       They have it but they can’t find it (mereka mempunyai hal tersebut namun hal tersebut tidak menemukan hal itu).
Teori-Teori yang Berhubungan dengan Proses Lupa “Melupakan”
¨  Proactive interference:  informasi lama mengganggu recalling informasi baru
¨  Retroactive interference: informasi baru mengganggu recalling informasi lama
¨  Decay theory: jejak memori hilang dengan waktu
¨  Motivated forgetting: kehilangan ingatan yang menyakitkan (protective memory loss)
¨  Retrieval failure: informasi masih adala dalam LTM, tetapi tidak bisa direcall karena tidak ada retrieval cue.
















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Memori bukan sekedar tempat penyimpanan informasi. Memori bekerja dengan beberapa komponen yang yang lain seperti sensor inderawi dalam upaya pemerolehan informasi pengolahan infromasi serta penyimpanan informasi baik yang dilakukan secara sistematis (umumnya secara sadar) maupun secara spontan. Teori-teori memori menjelaskan cara kerja memori dari proses encoding, storage, hingga retrieval. Dari cara kerja memori tersebut kemudian dipaparkan jenis-jenis memori yaitu memori sensorik, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang.
                Proses memori juga tidak dapat dipisahkan dengan proses lupa “melupakan”. Lupa adalah ketidakmampuan untuk me-recall informasi yang sudah dipelajari. Terdapat 3 alasan individu mengalami proses lupa “melupakan” yaitu They don’t get it to begin with (mereka tidak mendapatkan hal tersebut sehingga tidak dapat memulai), They had it but they lost it (mereka mengerti akan hal tersebut namun, hal tersebut hilang), dan They have it but they can’t find it (mereka mempunyai hal tersebut namun hal tersebut tidak menemukan hal itu).








Tidak ada komentar:

Posting Komentar